Jogjakarta,
Jika
Bandung diciptakan Tuhan ketika tersenyum, mungkin Jogja diciptakan saat
kebalikannya. Membuat dia terbiasa dengan keadaan yang mungkin kurang baik, dan
membuatnya mampu menangani perasaan yang buruk ketika menginjakan kaki di
tanahnya.
Pelukan
hangat dan perasaan nyaman seketika menyambutmu disana. Seakan menjadi ibu yang
menyediakan pangkuannya untuk tempatmu berkeluh kesah.
Bukan
kota tempatku lahir, bukan pula kota tempatku menghabiskan banyak waktuku
disana. Tapi dia tempatku mendapatkan pelukan hangat ketika aku membutuhkannya
selama 2 tahun ini.
Mungkin
ini akan menjadi tahun terakhirku mendapat pelukan itu saat aku butuh. Tahun
terakhirku yang akan larut malam menerimaku dengan keadaan kacau dengan
senyumnya yang bersahabat. Tahun terakhirku untuk mendapatkan tempat
menyelesaikan masalah ketika masalahku tiba.
Selamat
berjuang di taun terakhirmu, sahabat. Selamat berkutat dengan tugas akhirmu. Selamat mencoba membuka pintu hatimu lagi. Dan
terimakasih untuk segalanya. Terimakasih telah menjadi pelukan hangat saat tak
ada lagi orang yang mampu memberikan pelukan hangat menenangkan. Terimakasih.