WELCOME TO MY BLOG
0

kali kedua, pada yang sama



Terlalu dingin di pagi buta. Hujan tak hentinya mengguyur kota ku sepagi ini. 102.0 FM menemaniku dengan secangkir kopi panas di atas tempat tidur.

Makasih ya bu dok

Masih saja kupandangi tulisan tersebut dari layar handphone ku. Pesan terakhir 10 hari yang lalu, pengirimnya menuliskan itu untukku. Setalah hampir 6 bulan menghilang tanpa kabar, dia kembali dengan permintaan tolong.

Malam tadi, dia datang di mimpiku (lagi) untuk yang ketiga kalinya dengan jangka waktu sedekat ini.

Nyet, sehat ?

Akhirnya kuberanikan diri menyapanya terlebih dulu

Sehat bek, tumben tanya kabar. Kangen ?

Tidak butuh jangka waktu yang lama dia membalasnya, dan great ! seakan dia bisa membaca seluruh perasaanku. Seketika aku ingat tentang faraday’s cage. 2 orang yang bisa memiliki stimulus sama meskipun berada di ruang berbeda setelah keduanya diabiarkan untuk mengobrol dan memiliki chemistry.

Selanjutnya, bukan percakapan penting. Tapi bisa membuatku tertawa, berpikir, dan jengkel ketika membaca pesannya. 9 pagi saat dia membalas sapaan awalku, dan itu masih berlanjut hingga pukul 10 malam. Hingga sebuah kalimat darinya, membuatku terpaku memandang layar handphone sangat lama.

Main main kerumah lah nduk, ketemu ibu

ada perasaan aneh ketika aku membacanya. Entahlah, tidak ada kata yang mewakili menurutku. Apalagi setiap dia memanggilku dengan sebutan ‘nduk’ bukan ‘bek’ seperti biasanya.

Kapan kapan aku main deh kalau ada waktu

Hanya itu yang bisa aku ketik dan mengirimkannya setelah lama hanya memandangi layar. Setelah itu percakapan kami kembali normal. Dia sangat mampu mengembalikan keadaan seperti semula. Itulah kelebihannya, bisa menciptakan suasana. Aku suka.

Pukul 11.30 malam. Kembali aku dibuat terpaku dengan kalimatnya yang tidak mampu aku jawab.

Aku telpon kamu ya nduk, boleh ?

Demi Tuhan aku ingin saat itu menjawab YA!. Tapi logika ku seakan berkata “supresi perasaanmu sayang”

Udah malem nyet, dan sinyal provider ku dirumah jelek. Lain kali aja ya *send*

Setelah mendiamkan pesannya 10 menit, kalimat itu akhirnya sampai di tangannya. Dan tak butuh waktu lama untuk dia membalasnya

Oke

Tuhan tolong jangan Kau buat seperti dulu lagi, aku mohon

Perasaan aneh yang muncul saat itu membuatku berpikir.

"Apakah aku harus jatuh ke orang yang sama untuk kedua kalinya ?"

Sampai detik ini, dipikiranku, sepasang manusia yang bisa jatuh berkali kali di orang yang sama hanyalah jodoh yang dipilihkan Tuhan. Mudahnya, seperti kedua orang tuaku. Mereka bisa jatuh cinta dengan orang yang sama berkali kali setelah sekian tahun lamanya.

Lalu, perasaan ini apa ?

Jatuh cinta ke orang yang sama untuk kedua kalinya ? atau perasaan yang ternyata masih sama sejak 9 tahun yang lalu ?

entahlah . . . . .

Yang pasti, saat ini yang kutau, ketika kamu pernah pergi dulunya, aku sempat sangat merasa ada yang hilang, sempat  merasa tidak ada yang bisa menggantikanmu walaupun itu laki laki yang sempat aku tunggu hampir 4 tahun lamanya. Lucu kan ?

Kupandangi layar handphone ku ditemani bunyi hujan dan secangkir susu coklat panas. Membaca ulang pesan pesannya kembali. Hingga tak sengaja aku membuka recent update, namanya tertulis dan sebuah kalimat ditulisnya

Meskipun aku menyerah, setidaknya aku pernah berusaha mati matian tak mau kalah oleh keadaan

Jika semalam kita tidak saling bertegur sapa dan mengobrol hingga larut malam, apakah kau akan tetap menulis kalimat ini ?

dan apakah kamu ingin menyerah, untuk yang kedua kalinya ?
0

Sedikit Untukmu


Hai kau yang entah sedang berada di belahan dunia manapun. I just wanna tell you something. Ini tentang calon profesiku, yang notabene mimpiku dari kecil. Aku hanya ingin sedikit berbagi denganmu. Bukan bermaksud apa-apa. Mungkin kita tidak diberi waktu banyak untuk saling mengenal lebih jauh, hanya lewat tulisan untuk kau bisa sedikit mengenalku agar tidak salah arah.

Saat ini aku mahasiswi perguruan tinggi negeri di suatu kota. Bukan kota besar, hanya kota kecil yang santun. Saat ini aku semester 6. Kurang 1 tahun lagi aku mendapat gelar Sarjana Kedokteran. Semoga dilancarkan, aamiin.

Setelah itu, aku masih diharuskan mempersiapkan ujian kompre. Ya, bisa diibaratkan itu seperti ujian nasionalnya para calon dokter. jika lulus, sebutanku berubah menjadi dokter muda. It means jenjang sekolah klinis harus aku lalui selama 2 tahun atau biasa disebut dengan koas. Lama ya. Mau menunggu kan ?

Koas, adalah yang paling berat dari jalan menuju gelar dokter. setengah hatiku berharap kita tidak di pertemukan di masa ini. Aku takut kamu lelah dengan hidupku, yang mungkin akan lebih sering menghabiskan waktu dengan buku, pasien, dan IGD dibanding berlama lama di layar handphone untuk berbicara denganmu. Mungkin juga aku hanya sesekali bisa keluar menemani malam minggumu. Bukan tidak ingin, tapi itulah jenjang yang harus aku lalui.

Tapi, setengah hatiku yang lain berharap aku bisa bertemu denganmu pada masa itu. Kenapa ? aku butuh teman berbagi, aku butuh teman diskusi, aku butuh seseorang yang bisa menguatkan. Karena aku yakin, kau orang yang menyenangkan untuk diajak berbicara. dan semoga kau mengerti dengan jalur profesiku ini.

2 tahun selesai, bukan berarti aku bebas. Aku masih harus menempuh UKDI untuk menghapus tulisan ‘muda’ sehingga hanya tersisa gelar ‘dokter’ dan mengambil sumpah hippocrates.

Dengan diambilnya sumpah, menandakan aku sudah sah menjadi seorang dokter. tapi aku masih harus menempuh internship selama 1 tahun. Pasti kau berpikir, ‘apalagi ini’. Awalnya akupun berpikir demikian. Mengapa untuk bisa mendapat gelar dokter yang memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) harus melewati rentetan sepanjang dan se-melelahkan ini.

Panjang ya ? masih mau berjuang ? apa kau memilih give up ? tolong, jangan.
Oke, aku lanjutkan. Internship nanti aku harus belajar (lagi) tapi dengan pasien sungguhan dan tanpa didampingi konsulen. Ini tahap yang paling ramai dibicarakan di bidang kesehatan. Kau ingat kan ada seorang dokter yang meninggal saat internship ? mereka hidup di lokasi endemik, mengurus kesehatan orang lain sehingga lupa dengan kesehatannya sendiri.

Aku ingin mengambil di perbatasan kalimantan, atau sumatra untuk internship nantinya. Jika di jawa, butuh menunggu 6 bulan untuk diberangkatkan. Itu artinya akan semakin lama aku mendapat SIP.

Setelah internship selesai, aku mendapatkan tanda registrasi dan surat surat lainnya yang mengesahkan aku seorang dokter umum dan bisa praktek. Sekaligus aku resmi menjadi anggota IDI

Bukan berarti itu selesai semuanya, aku masih harus belajar sepanjang hidup karena dunia kedokteran berkembang tiap 5 tahun sekali. ‘long life learning’, itu yang harus selalu aku pegang.

Belum lagi jenjang spesialis yang ingin sekali aku ambil. Tapi jika aku sudah sah denganmu, aku akan bertanya denganmu dulu boleh atau tidaknya. Karena, sekolah spesialis sangat menyita waktu. Dan aku bukan lagi remaja yang bebas kemanapun aku mau, tanggung jawabku sudah bertambah dengan adanya kamu.

well, itu sedikit tentang profesiku. Bagaimana ? ikut merasakan lelah seperti yang kurasakan ? atau justru malah muak dengan kehidupanku ? kau tetap ingin berjuang kan ? aku takut kau menyerah sebelum bertemu denganku.

Maafkan aku yang mungkin akan lebih sering berada di rumah sakit dibanding di rumah. Maafkan aku yang mungkin pada saat kau pulang kantor tidak bisa membuatkanmu segelas kopi panas karena bersamaan dengan jadwal jaga. Maafkan.

Untuk siapapun kau nantinya, aku harap kau mau menerima dan mengertiku dan profesiku dengan segala kesibukan dan kekurangannya. Aku harap kau mengerti, ini mimpiku dari kecil, ini harapanku. Dan aku ingin bisa hidup dengan mimpiku dan kamu.

Selelah dan secapek apapun aku akan tetap berusaha menjadi rumah yang paling indah dan nyaman untukmu. Dan aku mohon, jadilah seseorang yang pundaknya selalu ada saat aku butuh.

Karena sesering apapun aku berada di rumah sakit,

rumahku tetap kamu, selamanya.

Diberdayakan oleh Blogger.
Back to Top