WELCOME TO MY BLOG
0

Bukan uang, tapi ketulusan

nasib dirumah nggak ada kerjaan. Cuman makan, tidur, main, dan berakhir di blog buat nulis. Well kali ini aku bakal cerita tentang sedikit kehidupan di solo. Bukan tentang kehidupan kampus. Tapi keluarga lain di luar kampus di satu kota.

Seperti biasa, lets take a seat and enjoy the show

Berawal dari mbak kos yang udah gabung duluan di keluarga ini. Dan ketika mulai pendaftaran eh akunya ditawarin. Pertamanya mikir panjang dulu. Kenapa ? Iyaa, secara aku anak baru solo enggak ngerti jalan solo mana aja, kedua aku terdampar kuliah di kedokteran yang terkenal banyak tugas materi dan jarang tidur. Kalo ketambahan kegiatan lagi nasib tidur apa kabar ya.

tapi setelah pikir panjang dan denger cerita mbak kos jadi tertarik. Finally memutuskan buat ikut. Daftar dulu ngisi form wawancara bla bla bla. Panjang sih perjalannya. Hingga akhirnya, here we goo. Lolos jadi volunteer 7 solo mengajar ! Kita nyebutnya vols 7 sih biar ringkas.

Oh iyaa, setelah pengumuman lolos, ada training juga baru itu PENEMPATAN ! Jadi di solo mengajar itu ada banyak taman cerdas yg bakal jadi tempat kita buat ngajar. nah aku dapet di TC gambirsari, yg kebetulan banget kepala sekolahnya mbak kosku sendiri. Ngajarnya tiap selasa rabu malem, jadi kaya les gitu nemenin adek adeknya belajar. Oh iyaa Solo Mengajar itu dibawah naungannya Indonesia Mengajar. Tau kan ? Pendirinya bapak Anis Baswedan.

Gabung solo mengajar itu seru. Awalnya sering kepo indonesia mengajar dan pengen jadi volunteer disana. ketemu temen temen baru jadi nambah kenalan, adek adeknya lucu lucu meskipun yaa you know lah anak kecil gimana.

Banyak sih yg sempet shock pas tau akunya anak FK. Iyaa, dari vols 1 sampai 7 baru aku yg anak FK dan berani gabung beginian. dipikiran mereka hidup anak FK cuman buku --" yayaya.

Kontrak awal 6 bulan. Yang aku salut disini itu, kita ketemu banyak orang yg bener bener tulus. Bayangin, apa sih yang dicari dari kegiatan ini ? Dibayar ? Enggak. Nambah poin kuliah ? Enggak. Malahan ngurangin waktu belajar kita, waktu tidur, waktu main. Iya kan ? But seriously, you'll find something, i don't know what but, really it's make you fun, happy, and well i don't find word to describe how my fell.

Disini bukan cuman kegiatan, organisasi but they thaught me a lot ! Everything changed in my life ! Yah jadi lebih sabar nanggepin anak, lebih bisa tulus untuk berbuat sesuatu dan yang terpenting, bisa lebih memikirkan keadaan orang lain.

Disini aku belajar, ada hal yang nggak bisa diukur dengan uang, yaitu ketulusan yah dan itu lebih mahal dari yg paling mahal di dunia ini. Yaah vols disini nggak punya apa apa selain sedikit ilmu dan ketulusan hati untuk membagi sedikit ilmu itu ke adek adek. I found my family in here, i found some happiness in here and i found a lot of sincere people

Why ? Karena mereka datang dengan hati yang tulus tanpa ada kepentingan apapun, well yes i called it a true sincere :)

ps : ini foto vols dan adek adek TC gambirsari. My family, my friend, my teacher. Diambil pas pertama kali ngajar. Di pojok kiri atas itu bunga kertas buatan salah satu adek namanya tria kelas 3 SD. Waktu dia ngasih itu dia bilang "mbak, besok dateng lagi ya ngajar kita lagi. Makasih ya mbak udah mau ngajar kita, jangan bosen ya" dan bunga itu masih aku simpen sampai sekarang.
0

Cerita dibalik kumandang takbir

Assalamualaikum, selamat malam :)

Malam ini malam idul fitri. Saya insom lagi. Kali ini nggak hanya ditemani kopi, laptop dan musik, tapi juga ditemani ramenya suara kembang api di atap rumah saya. Syahdu ya ? :)

Saya suka nulis, apapun itu. Entah bahasa saya masih jelek atau gimana, tapi rasanya lega jika kamu bisa mengutarakan sesuatu yang ada di pikiranmu. Setuju dengan pendapat saya ?

Well, malam ini saya akan bercerita tenyang sesuatu peristiwa. Pwristiwa hampir 15 tahun lalu. Semoga bisa menemani malam kalian, mungkin yang lagi packing buat besok mudik sampai 3 hari kedepan. Semangat yaa :)

15 tahun lalu, tepat di malam lebaran. Ada seorang gadis kecil, yang pulang ke kampung halamannya. Yaa, kerumah kakeknya di suatu desa kecil perbatasan antara kudus dan pati. Hanya kakek dari ayahnya yang masih dia punya.

Gadis itu, karena satu satunya cucu perempuan di keluarga besarnya, metupakan cucu kesayangan kakeknya. Yaa begitu pula dengan gadis itu kepada kakeknya. Karena memang dia hanya punya 1 saja.

Malam lebaran, di pelosok desa, yang jauh dari perkotaan. Desa yang masiiiiih sangat sepi (pada saat itu) desa yang jauh dari hingar bingar keramaian. Yang terdengan hanyalah suara cicak, tokek, dan jangkrik. Indah kan ? Oh ya dan suara anak anak kecil yang takbiran.

Lalu, mana gadis itu ? Apakah dia menikmati liburannya ? Sayangnya tidak. Tepat malam lebaran, dia sakit. Sakit pertamanya yang akhirnya harus 'carrier' di tubuhnya. Maagh dan tifoid (typhus). Sampai sekarang.

Malam lebaran yang harusnya dia ikut anak anak kecil itu keliling desa, mengumandangkan takbir. Tapi dia hanya menahan sakit di kamarnya, memegangi perutnya yang terasa melilit. Kau bisa bayangkan ? Kelas 1 SD harus terkena maagh dengan badan panas.

Lalu, kenapa tidak dibawa ke dokter ? Bukankah aku sudah menjelaskan di awal ? Rumah kakeknya di pelosok desa dan jauh dari kota. Dokter praktek pun nggak ada. Mau dibawa ke RS ? Sangat jauh, dan saat itu yang dimiliki ayah gadis itu hanya motor.

Kalian tau kan keadaan typhus bagaimana jika malam hari ? Ya ! Pada malam hari, panas nya meningkat drastis dan turun di paginya. Yaa itu salah satu gejala typhus. Lalu kenapa nggak naik taksi ? Hahaha itu desa sayang, dan kudus bukanlah semarang yang memiliki puluhan armada taksi.

Jadi ? Kakek gadis itu akhirnya menyarankan untuk meletakkan air hangat yg dimasukkan botol di atas perut gadis itu. Katanya untuk mengurangi rasa sakitnya. 1 malam penuh orang tua dan kakeknya nggak tidur. Hanya untuk menemani gadis itu.

Dan, di disaat kakeknya setia menemani cucu perempuannya, dia juga merasakan sedih, ikut merasakan sakitnya gadis itu. Hingga akhirnya ada 1 kalimat terlontar dari mulut tuanya

'Nduk, besok kalau udah besar, jadi dokter yaa, jadi dokter disini, biar kalau ada yang sakit tengah malem kaya gini, di malam lebaran nggak susah cari dokternya. Mbah doain cepet sembuh, kalau bisa minta ke Gusti Allah, mending sakitnya dipindah ke mbah aja, daripada kamu sakit kaya gini'

Itu sudah translate ke bahasa Indonesia. Text aslinya sebenarnya bahasa jawa. Yaa wajar orang tua.

Well, sedikit seperti sinetron ya. Tapi sungguh itu terjadi nyata. Malam lebaran tahun 1999. Bukan hanya sebuah cerita belaka.

Tahun ini 2014, gadis itu sudah berumur 20 tahun. Dan apa yang dikayakan kakeknya menjadi nyata. Yaa doa kakeknya dikabulkan oleh Allah. Ucapan kakeknya lah yang menjadi motivasi gadis itu untuk menjadi dokter. Bahkan dia tela mencoba hingga berulang kali untuk tembus di kuliah kedokteran.

Besok pagi, gadis yang sudah tumbuh itu akan mudik ke rumah kakeknya. Rumah yang dulu saksi awal kenapa dia ingin jadi dokter. Dan menemui kakeknya untuk sungkem, minta maaf dan meminta doa untuk kelancaran pendidikannya

Salam,

Gadis kecil yang dulu sakit di malam lebaran,
Ridhani Rahma Verdianti

0

duapuluh :)

duapuluh

Sebelasjuliduaribuempatbelas. Alhamdulillah, dikasih kesempatan sampai pada angka duapuluh. Nggak ada perayaan seperti pada angka satu hingga sebelas. Nggak ada kado yang sesuai permintaan seperti angka angka sebelumnya. Hanya doa yang mungkin lebih banyak dari biasanya.

Seperti pada angka sebelumnya, ucapan dari satu orang itu yang paling ditunggu. Maaf, susah sekali membuang semuanya yang sudah bertahan lama di hati. Tapi ? Hanya senyum kecewa hingga pergantian hari yang ditunggu juga tak kunjung datang. Tak apa, kamu sehat dan sukses, itu adalah kado bagi saya :)

Terimakasih untuk keluarga super, ibu, ayah, rafi, rasya. Memang nggak ada kue, kado, ataupun nasi kuning. Tapi doa mereka yang justru hampir membuat air mata ini nggak berhenti netes

"udah dewasa ya, 20. Jalan buat mimpimu udah tercapai ditaun sebelumnya. Semoga lancar, sukses, ibu nggak ngasih apa apa, cuman doa yang hanya bisa dorong kamu dari belakang"
Dari seorang wanita, yang rela rahimnya dipinjam selama 9bulan dan rela mengorbankan nyawanya saat yang ada di rahimnya ingin keluar untuk menikmati dunia, malaikat pelindung yang dijanjikan oleh Allah.

"jaga diri, pintar cari teman, semakin deket sama Allah, tetep di jalan Islam. Semoga Allah nunjukan jalan terbaik"
Dari laki laki, yang pertama kali mengenalkan adzan saat menikmati dunia, laki laki yang tidak pernah membuat anak perempuanya menangis.

Terimakasih buat kakak beda bapak beda ibu, bang brian. Dapet kado krudung kece :). Semangat skripsinya ya bang !

Keluarga kedua di solo, tutorial A7 yang tepat jam 00.00 udah berisik banget di line. Selamat liburan guys. Terimakasih telah membuat 1 taun disolo berwarna dan tahun pertama nggak gila haha.

Keluarga ALACRITAS ! Angkatan terkece. Sukses bareng, masuk bareng keluar bareng. Amiin

Keluarga SCORP CIMSAA, yuhuuuu salam dipidipidip we are scorpion :)

Beberapa temen di Gizi UNDIP. love you full masih aja inget di angka 11 bulan juli. Sukses buat jadi dietition handal. Ayo perbaiki gizi Indonesia !

Daaan, of course sahabat seperjuangan. 8 tahun nemenin susah seneng. 8 tahun iya 8 tahun. Fitra, tyas, resha. Entahlah nggak ada kata yg mewakili buat kalian selain, berarti.

Banyak orang yang masih sayang, ngasih doa, dan peduli. Tapi entahlah, satu orang itu cukup membuat hari yang harusnya bahagia, jadi sedikit berkurang kadarnya.

Sudahlah, bersikaplah dewasa. Kata orang 20 adalah peralihan dari fase remaja ke dewasa. Ya semoga di awal 20 bisa mencoba bersikap lebih dewasa unyuk berdamai dengan perasaan sendiri.

Late post banget sebenernya, tapi masih di bulan juli nggak papalah. Terimakasih untuk semua doa doanya, semoga bisa jadi manusia yang lebih baik lagi dan makin dewasa dalam menyikapi semua masalah. Aamiin

0

Pejuang ujian tulis SBMPTN


Hari ini scrolling timeline twiter full banget tentang SBMPTN. Besok pagi adalah perangnya para pejuang ujian tulis. Jadi inget, 2 kali perjuangan di bangku panas ujian tulis demi sebuah mimpi yang sama.

saya memang sempat merasakan “perangnya” calon mahasiswa sebanyak 2 kali. Di tahun 2012 dan 2013. Dari yang nama awalnya SNMPTN hingga berubah menjadi SBMPTN. Dari yang jurusannya IPA, IPS, IPC hingga berubah menjadi SAINTEK, SOSHUM, dan CAMPURAN. Ya ! saya pernah mengalaminya.

Percobaan pertama, saya tembus di UNDIP FK ilmu gizi. Well usahanya ya begitulah, ikut les sana sini setelah mulai libur sekolah. Ikut berbagai macam tryout dari berbagai bimbel. Semuanya demi 1 mimpi. Tapi sayang, mimpi saya gagal di percobaan pertama.

Lalu, hasil percobaan pertama saya apa saya ambil ? ya ! ayah saya sempat “sedikit” emosi saat saya tak berniat untuk mengambilnya karena memilih “berdiam diri” setahun. Akhirnya saya ambil dan saya mencoba sedikit mencelupkan kaki saya pada jurusan tersebut.

Bukan berarti nggak nyaman atau bagiamana. Jujur “sedikit mencelupkan kaki” pada jurusan tersebut justru pada akhirnya saya berenang di dalamnya. Saya mulai nyaman, dengan teman temannya, mata kuliahnya. Tapi ternyata mimpi saya begitu besar. Saya berniat mencoba lagi di tahun berikutnya.

Apa yang spesial dari percobaan kedua selain namanya berubah ? di percobaan kedua ini saya benar benar dihadapkan pada keadaan “sejauh mana anda berani mengambil resiko”. Ya, ujian SBMPTN saat itu berlangsung ketika minggu tenang sebelum semesteran dimulai. Well, saya tidak perlu ijin untuk tidak mengikuti semesteran (yang katanya tidak bisa susulan).

Tapi, pada tahun ini saya benar benar tidak mengambil les ataupun bimbel sama sekali. Modal saya hanya buku dan catatan bekas tahun lalu percobaan pertama saya, beserta materi yang (mungkin) masih tersisa di otak saya. Dan tentu bantuan dari teman teman hebat seperjuangan saya. Mereka yang ikut bimbel, saat saya tidak mengerti saya akan tanya ke mereka. Nekat ? ya bisa dibilang begitu jika kalian melihat apa pilihan saya.

1,5 bulan sebelum SBMPTN saya hanya membaca sambil lalu jika ada waktu luang. Karena saat itu tugas kuliah benar benar membunuh bahkan untuk tidur pun saya harus rela mulai pukul setengah 2 pagi. Hingga saya berpikir, “usaha sebesar dulu saja saya tidak bisa tembus, kalo yang ini diturunin usahanya mana bisa tembus lagi”. Saya memng tidak pernah dan tidak akan menurunkan target saya. Jadi satu satunya jalan yang bisa saya tempuh hanya menaikan usaha saya.

H-2minggu, saya mulai berani ambil resiko. Kalo saya memilih untuk keduanya saya yakin nggak akan ada yang maksimal. Jadi saat itu kuliah saya korbankan. 2minggu itu saya masuk kuliah hanya untuk absen karena untuk syarat bisa ikut semesteran. Tapi di kelas saya hanya modal HP, headseat dan kumpulan soal SNMPTN (sisa taun lalu). 2 minggu saya tidak pernah mendengarkan apapun perkataan dosen. Yang notabene udah menjelang semesteran. Sekali lagi, hidup itu pilihan. Kamu harus berani memilih.

2minggu itu benar2 usaha mati matian saya. Mulai jam 7 pagi hingga jam 2 pagi. Ya, itu berulang tiap harinya selama 2 minggu. Dan jujur pikiran saya saat itu nggak hanya SBMPTN. Ada seseorang yg cukup menguasai pikiran saya saat itu. Seseorang yang dulu di percobaan pertama saya yang setia untuk selalu meyakinkan bahwa saya bisa mendapatkan mimpi saya. Seseorang yang jarang pulang (karena memang tidak boleh pulang), ya saya kangen dia. Kalian tau rasanya dibawah tekanan tapi ada kangen yg tidak dapat tersalurkan ?

2 minggu saya habis, hari saya berperang pun tiba. Pagi pagi puluhan teman2 terbaik saya mengirimkan semangat dan doa supaya diberi kelancaran, termasuk kakak lelaki saya beda ibu beda bapak yg sedang kuliah di UI. Tapi tetap ada yang kurang, saya nunggu dia, tapi tidak akan pernah mungkin

2 hari ujian itu pembuktian bagaimana 1,5 bulan persiapan saya. Berhasil atau tidak. Saat itu saya dapat tempat tes yang cukup jauh, dari timur ke barat. Ya, sangat jauh. Tapi semoga pengorbanan itu membuahkan hasil.

Berangkat ujian yang saya ingat cuman 1 pesan ayah “semoga kamu dapet yang terbaik buat masa depanmu”. Entah kalo inget kalimat itu saya speechless. Ayah di pihak netral, apapun hasilnya itu pasti skenario terbaik Allah buat kamu. Itu pesannya. Jadi saya memang pasrahkan 2hari itu ke Allah, jika memang mimpi saya itu yang terbaik untuk saya maka mudahkan untuk mendapatkan tapi kalo tidak saya ikhlas lillahitaala untuk tetap berada di jalan awal saya.

2 hari berlalu, saya mulai sedikit lupa ttg ujian tersebut dan sekarang waktunya untuk mengejar ketertinggalan materi kuliah saya. Karena saya nggak mau memotong sks saya gara gara ip jelek jikalau saya tidak lolos SBMPTN, jadi selang waktu 3 hari untuk mengejar semuanya.

Pengumuman maju saat itu. 1 hari sebelumnya saya di jogja untuk ikut ujian mandiri suatu universitas. Jam 5 sore dan saya baru tau penguman dimajukan saat jam 6 sore. Alhasil setengah 7 saya baru bisa melihat hasilnya.

Alhamdulillah, meskipun bukan di universitas yang saya inginkan tapi jurusannya sudah mewakilkan. PENDIDIKAN DOKTER FK UNS. Pilihan 1 saya, mimpi saya, harapan saya yang masih sama sejak 2 tahun lalu, PEND.DOKTER FK UI. Pilhan 2 saya PEND. DOKTER FK UNAIR. Dan ketiga baru yang menerima saya.

Dibalik cerita saya, ada beberapa yang saya tekankan tentang sebuah resiko. Ada sebuah kalimat ‘FORTIS FORTUNA ADIUVAT’ keberuntungan selalu berpihak pada orang yang berani mengambil resiko. Jadi, pilihlah pilihan yang memang kamu harapkan, maju terus jangan pernah takut dengan resiko itu, karena pasti, pasti ada jalan untuk resiko di depanmu. Dan yakinlah Tuhan selalu punya jalan terbaik buat hambanya, kalo memang bukan jalanmu setinggi apapun usahamu, Tuhan tetap akan selalu mempertahankan kamu di jalan terbaikmu. Tapi kalo memang itu jalanmu dan kamu telah berusaha penuh untuk itu, percayalah Tuhan akan ikut berjuang untuk membawamu ke jalan yang lebih tepat.

Selamat berjuang para pejuang tulis SBMPTN ! selalu ada mutiara dibalik tetes tetes keringat dan air mata perjuanganmu :) semoga sukses !

0

sepotong kerinduan pada jalan pulang



Belum termasuk tengah malam. Tapi harusnya sih udah jam tidur, sayangnya mata susah banget buat diajak merem. Cuman bisa buka jendela kamar, meskipun nggak ada bintang 1 pun yang muncul apalagi bulannya, secangkir kopi, kue tart sisa tanggal 23 lalu, dan laptop yang setia banget nemenin sampai playlistnya udah keulang berapa kali nggak keitung.

Buka timeline twitter, seneng deh akhirnya ada yang bisa pulang juga. Iya, yang katanya udah kangen sama semarang. Saya juga lho sebenernya. Tapi belum dikasih kesempatan aja buat pulang.

Ngomongin  soal kangen semarang, mungkin ini alasan saya tidak bisa tidur malam ini. Kangen orang orang rumah. Kangen ibu, ayah, adek, rumah, kasur, semarang.

Ibu, yang barusan telpon, nanya kabar dan mau pulang kapan. Diakhiri dengan pertanyaan “apa kamu nggak kangen rumah?”. Cuman bisa tersenyum jawab pertanyaan ibu. Kangennya udah nggak kehitung lagi. Tapi jadwal di solo bener2 nglarang buat pulang rumah. Rasanya bener bener kaya anak durhaka.

Ibu emang orang yang cukup lah dibilang cerewet. Wajar sih, kalo nggak cerewet anaknya mau  apa coba ? yah, alasan itu baru saya sadari ketika saya berada di bangku perkuliahan. Yang tiap hari ngingetin buat minum yang banyak, vitamin, madu jangan lupa. Belum lagi yang setia nanyain setelah ujian, “gimana tadi ujiannya, bisa ?”. bener bener berasa jadi anak 6 tahun. Itulah ibu, mungkin orang yang “dulunya” kita anggap cerewet, bawel, tapi percayalah itu bentuk sayang dan perhatian ke kita.

Ayah, yang 3 hari ini sibuknya udah kaya presiden aja. Luar kota mulu kerjaannya. Dan dapet laporan dari ibu, tensinya naik, tapi tetep aja nggak mau stay dirumah. Tipe pekerja keras.

Ayah emang sedikit bicara (kalo dibandingin ibu). Dan nggak pernah sekalipun marah. Seumur hidup, saya tidak pernah melihat ayah marah. Jika saya keterlaluan, biasanya saya diajak ke suatu tempat, ngobrol berdua, brain storming.

Yang tiap pagi setia buat hidupin radio jadulnya pakai lagu lagu nostalgia. Dan setelah radio nya rusak, baru saya sadari itu adalah salah satu cara agar saya bisa bangun pagi. Well, masalah terberat saya adalah bangun pagi.

Rafi, rasya. 2 laki laki yang nantinya akan berdiri didepan saya, ketika ada seseorang yang membuat kakak perempuannya menangis. Adek yang bisa jadi temen main PS, yang selalu mau menghabiskan apapun masakan saya meskipun itu gagal (meskipun rasya selalu bilang “nggak enak mbak”), dan yang selalu setia nemenin belajar meskipun buku saya akhirnya penuh dengan coretan mereka.

Itu tentang keluarga “sedikit” besar ku. Tapi karena pendidikan, saya harus terpisah kota dengan mereka. Awalnya saya mikir, jadi anak kost itu anak. Bebas, mau pulang jam berapapun, main kemana, nggak ada yang nglarang.

Tapi dibanding dengan bertemu tiap hari, menatap muka kedua orangtuamu, cium tangannya ketika mau berangkat kuliah, makan 1 meja ber 5 orang, nggak ada yang bisa mengalahkan kebahagian itu.

Yang tiap paginya bangun tidur udah kecium bau masakan sarapan buatan ibu, sekarang cuman kecium bau embun. Yang tiap ujian belajar sampai malem ditemenin ayah yang tidur di sofa sebelah, sekarang cuman ditemenin laptop yang muter lagu lagu aja. Yang tiap nylesaiin tugas diganggu 2 laki laki imut, sekarang digangguin nyamuk. Saya rindu bisa 1 rumah lagi sama mereka.

Saya rindu seperti dulu lagi, rindu berumur 6 tahun. Saat masih bisa bermain sama ayah ibu, cerita apapun yang baru aja kita tau padahal mereka pasti lebih dulu tau, senengnya bukan main kalo udah bisa naik sepeda sendiri. Sekarang ? komunikasi hanya lewat telepon. Kadang udah capek aja sama kegiatan kampus dan cuman pengen tidur.


Cuman bisa berdoa, semoga ayah, ibu, adek dikasih kesehatan. Bisa lihat anak perempuannya, yang dulu suka telat berangkat sekolah, yang panik cari buku yang ternyata bukunya dikumpulin di sekolah, yang masih suka disuapin gara2 mepet berangkat sekolahnya, bisa di wisuda dan di sumpah dokter tepat waktu. Bisa ngasih kebahagiaan buat mereka, bisa merealisasikan harapan harapan mereka dan cuman pengen mereka senyum bahagia. amiin


0

welcome Dr. Moewardi


Finally, punya kesempatan lagi buat ngurusin blog, ditengah blok blok lain yang bener bener bikin capek. Hai ! apa kabar ? penulisan kali ini disponsori oleh 1 cangkir kopi (seperti biasa), 1 bungkus biskuit dan kamar baru J

Yup ! penulisan ini saya berada di kota baru, kota perantauan tempat saya mengejar mimpi. Welcome to OSLO  !!!


Saat ini saya tercatat sebagai salah satu mahasiswi perguruan tinggi negeri di kota penyantun ini. Saya mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Say hello  for light blue jacket J.

Well, mulai cerita. Awal jadi mahasiswa disini. Saya ospek, okee 2 kali saya ospek karena sebelumnya saya sudah menjadi mahasiswi UNDIP (ada di post sebelumnya). Ospek kedua saya tidak membuat saya cemas, takut atau apalah sejenisnya. Karena saya pikir ya udahlahya dulu juga pernah.

TAPI ! anggapan saya salah. Ospek 3 hari berturut turut dan selama 3 hari itu, total saya tidur hanya 4 jam. Percaya ? tersesrah kalian percaya atau tidak, itulah faktanya. Seperti dongeng roro jonggrang, kami para maba pendidikan dokter sangat takut kalau ayam udah pada bangun. Itu tandanya pagi datang sedangkan tugas belum selesai meskipun kita cuman tidur 1-2 jam saja.

Sebenernya ospek yang menyenangkan. Seniornya, komdisnya (meskipun saya sering kena semprot), acaranya, sama wakil ketuanya haha oke abaikan yang terakhir. Banyak pengalaman, mulai dari dilatih untuk siaga kalo ada panggilan pasien tengah malem, gimana jadi anak FK yang jarang tidur, setor apalan yg bahasanya kaya mantra harry potter, sampai ngrasain feel nya first time ketemu dosen tak bernyawa.  Semua saya dapatkan selama ospek itu.

Tugas tugasnya pun, mulai bikin cocard yg musti ngulang 2 kali (padahal bentuknya bikin pusing), bahasa yg dipakai juga mulai bahasa medis padahal baru maba, tapi semuanya punya alasan. Yah buat nglatih gimana besok kalo udah nyemplung di kehidupan mahasiswa FK. Karena ternyata ospek itu nggak ada apa apanya setelah udah hampir 2 semester kuliah di pendidikan dokter umum.

Okee, ospek kelar. Dan lahirlah angkatan baru pendidikan dokter 2013 yaitu ALACRITAS ! yeee. Angkatan kami dipimpin oleh koti (kalau di UNDIP dulu namanya komting) yang bernama affa. Dia tetua kami. Dan angkatan kami dibagi menjadi 2 kelas masing masing kelas dipimpin oleh ketua yaitu erdana untuk kelas A (itu kelas saya) dan ian untuk kelas B.

Ohya, makna utama alacritas itu kehidupan. Tapi sebenernya alacritas punya banyak makna, dan semua makna itu menggambarkan sifat sifat baik yang harus dimiliki seorang dokter. Jadi diharapkan angkatan kami bisa memiliki sifat sifat yang baik saat kita mengabdi pada masyarakat nanti. Amiin. Berat banget dah maknanya :’)

Di UNS, saya punya 4 teman yang sangat dekat. Inilah keluarga saya di perantauan, karena kami sama sama anak rantauan. Namanya nikko, yuyun, ajeng dan idha. 2 nama awal sekelas sama saya dan 2 nama berikutnya beda kelas sama saya, tapi masih lumayan sering main bareng meskipun beda kelas.

Kosan saya, nikko dan yuyun sangat amat dekat jadi ya makan pun kita bareng, gosip pun kita bareng. Kalo bisa dibilang, kami itu kumpulan makhluk makhluk koplo (absurd). Saya benar benar merasakan memiliki keluarga disini. Kata orang “bagi anak kost, teman emang segalanya. Sering ketemu bahkan melebihi ketemu keluarga sendiri”

Dan jujur, saya sangat bahagia bisa menemukan orang orang nyambung. Yang bisa nemenin saya saat kangen keluarga, saat ada masalah dan saya butuh ngobrol face to face, bahkan  hanya untuk mengambilkan air putih saat saya sakit. Saya bahagia punya kalian semua.


Finally saya bisa meraih mimpi saya, meskipun bukan di kampus bernama salemba tapi akan berakhir sama seperti mahasiswi salemba. Semoga bisa dilancarkan pendidikannya, lulus tepat waktu dan bisa jadi dokter yang mengabdi. Minta doanya yaa J
co card utama yang bikin keliyengan bikinnya

3 angkatan yang ngospek, bikin jadi juragan co card -__-

salah satu kelompok ospek Fakultas

bareng sahabat alay (ki ka) *yuyun ajeng nikko ridha* :)

sahabat budiman, seperjuangan, sejawat @nikinikko


Diberdayakan oleh Blogger.
Back to Top